Diduga Stres dan Depresi, Mahasiswa Palembang Lompat Bunuh Diri
Pengunjung Palembang Indah Mall (PIM) dihebohkan dengan aksi bunuh diri yang dilakukan seorang mahasiswa perguruan tinggi negeri, Jumat (8/10) sore. Motif bunuh diri tersebut diduga stres dan depresi karena kuliahnya tak kunjung lulus sebagaimana dilansir dari CNN. Korban tewas di tempat dengan kondisi mengenaskan.
Kasi Humas Polrestabes Palembang Komisaris Abu Dani membenarkan adanya kejadian tersebut. Roy berujar, peristiwa tersebut diketahui oleh salah seorang saksi yang sedang mengendarai mobil untuk mencari lokasi parkir.
Saksi melihat seseorang yang melompat dari lantai tiga Palembang Indah Mall ke arah area parkir. Saksi tersebut kemudian melaporkan kejadian tersebut ke petugas setempat.
“Kejadian sekitar pukul 16.29, kemudian petugas yang mendapatkan laporan segera menuju TKP dan melakukan olah TKP. Korban meninggal seketika di lokasi kejadian dan jasadnya dievakuasi sekitar pukul 17.40 ke RS Bhayangkara Palembang,” ujar Abu.
Dari hasil pemeriksaan barang bawaan korban, diketahui korban berinisial AK (22) merupakan seorang mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Palembang.
Sementara itu Kapolsek Ilir Barat I Palembang Komisaris Roy A Tambunan menambahkan, korban diduga tewas Bunuh Diri karena depresi tak kunjung menyelesaikan pendidikan kuliahnya. Dugaan tersebut didapatkan penyidik kepolisian dari pengakuan keluarga AK.
“Dia mahasiswa D-IV, sekarang mungkin sudah masuk semester 10. Data yang kami dapat yang bersangkutan sudah semester delapan saat 2020 lalu. Keluarga menduga kuat yang bersangkutan stres akibat kuliahnya yang tidak kunjung selesai ini,” kata dia.
Jangan Anggap Enteng Jika Seseorang Diduga Mengalami Stres dan Depresi
Tidak banyak orang yang sadar akan bahaya yang disebabkan oleh Stres dan Depresi. Padahal, kondisi yang masuk dalam kategori gangguan psikologis ini, bisa berdampak fatal.
Sebagian besar orang sering menganggap Stres dan Depresi bukanlah masalah medis, bukan masalah serius yang harus segera ditangani. Bahkan mungkin di antara kita akan menyangka bahwa orang yang mengalami itu hanya cari perhatian saja, atau kurang bersyukur dengan hidupnya, dan lain-lain. Stigma dan pandangan seperti inilah yang membuat kita kerap mengabaikannya.
WHO memperkirakan bahwa Depresi akan menjadi beban global nomor dua setelah gangguan jantung dan pembuluh darah di tahun 2020 dan tetap akan menjadi masalah global sampai 2030 nanti setelah HIV/AIDS. Ini menandakan bahwa masalah Kesehatan Mental seperti depresi adalah masalah yang tidak bisa dianggap enteng sebagaimana dilansir dari jamkesnews.
Ciri-ciri Seseorang Mengalami Stres atau Depresi
Stres dan Depresi sendiri biasanya menunjukan beberapa tanda-tanda sebagai berikut:
- Merasa kosong
- Tidak tertarik dengan aktifitas harian
- Berat badan yang naik/turun
- Susah/kebanyakan tidur
- Tidak bersemangat
- Dibelenggu rasa bersalah
- Kesulitan
- Berpikir untuk mengakhiri hidup
Pahami bagaimana Manajemen Stres demi menjaga kesehatan mental disini.
Catatan Wahana Bahagia
Melansir dari jamkesnews, Psikiater sekaligus Ketua Perhimpunan Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, Danardi Sosrosumihardjo menjelaskan, setiap orang perlu mengenali dan memahami gejala depresi.
Depresi disebabkan oleh Emosi yang menurun, dalam hal ini produksi emosi negatif lebih mendominasi dibandingkan emosi positif.
Pada tahap ringan depresi biasanya ditandai dengan gejala seperti lekas tersinggung, murung, sedih, merasa cemas, menangis terus menerus, dan pesimis.
Dalam kondisi sedang, Depresi menunjukkan gejala penurunan produktifitas, aktifitas terganggu, tidak ingin bertemu orang, hilang napsu makan, dan selalu pesimis.
Bila depresi ringan dan sedang ini tidak diatasi dengan baik, bisa berkembang menjadi depresi berat dan berpotensi Skizofrenia atau gangguan mental kronis. Dalam tahap depresi ini penderita bisa melakukan hal-hal nekat, seperti Bunuh Diri.
Cara Mengatasi Stres dan Depresi
Seperti penyakit fisik, Stres dan Depresi juga perlu diobati. Pengobatan akan sulit dilakukan jika penderitanya sendiri tidak menyadari dan mengakui dirinya mengalami penurunan emosi. Curhat dengan seorang Profesional seperti Psikolog atau Psikiater untuk menyatakan perasaan tentang masalah yang dihadapi melalui konseling atau konsultasi psikologi adalah langkah awal yang baik untuk keluar dari gangguan psikologis tersebut.
Konseling sebagaimana dimaksud dapat berupa Konseling Anak, Konseling Remaja ataupun Konseling Dewasa, bersedia bicara dengan orang lain saja sudah merupakan terapi meski belum melakukan Hipnoterapi sekalipun.
Jangan malu atau takut untuk bicara dengan orang lain, terutama orang terdekat. Stres dan Depresi paling rentan terjadi pada orang yang berkepribadian introvert, yaitu pendiam dan pemalu.
Persoalannya, kebanyakan mereka yang ditemui malah menganggap gangguan psikologis tersebut akibat kurang bersyukur, tidak beriman, berlebihan, kurang bahagia, suka menggerutu, dan lain-lain. Mereka sudah berbicara tapi tidak didengarkan, pembicaraannya dipotong atau malah dinasehati dan disalahkan. Stigma dan anggapan buruk seperti inilah yang kadang menyebabkan penderita Stres dan Depresi enggan menceritakan masalahnya kepada orang lain, dan ni justru memperparah keadaan mereka.
Bila seseorang mengalami Stres atau Depresi sudah bersedia curhat, maka yang mendengarkan pun harus menjadi pendengar yang baik. Kalimat, seperti “apa yang bisa saya bantu untuk mu”, adalah kalimat awal yang sangat membantu penderita gangguan psikologis tersebut. Cukup mendengarkan, tidak perlu memberi solusi. Ucapkan kata-kata positif atau dukungan, dan tidak menyalahkan atau menghakimi.
Curhat dengan Seorang Profesional Akan Lebih Baik dari Teman Terdekat Sekalipun
Akan lebih baik lagi bila pendengar memiliki keahlian atau ilmu empiris untuk memberikan solusi. Mengubah cara pandang penderita tentang hidup dan apa yang dialami. Cara mengatasi Stres atau Depresi kembali kepada tiap individu. Ada orang mudah keluar dari sana, tapi ada pula yang sulit dan berujung bunuh diri sebagaimana berita yang disebutkan di atas tentang seorang mahasiswa yang bunuh diri dan diduga stres dan depresi akibat kuliah nya tak kunjung selesai.
Beberapa orang yang mampu beradaptasi dengan tekanan, kegagalan luar biasa, dan persoalan dalam hidup akan lebih mudah mengatasinya. Setelah mengalami tekanan beberapa waktu kemudian akan bangkit kembali. Tapi beberapa orang akan sulit untuk beradaptasi dengan tekanan yang dihadapinya. Di sinilah penting melibatkan orang Profesional seperti Psikolog atau Psikiater, bahkan jika memang diperlukan dapat melakukan Hipnoterapi atau Terapi Emosi sebelum keadaan semakin bertambah parah.