Tuesday, October 15, 2024
Konseling PsikologiKonsultasi PsikologiPertemuanPsikolog

Pelajar SMAN 7 Bogor Tewas Ditusuk, DPRD: Kita Perlu Duduk Bersama

Pelajar SMAN 7 Bogor Tewas Ditusuk, DPRD: Kita Perlu Duduk Bersama

Pelajar SMAN 7 Kota Bogor, berinisial RM (17), tewas ditusuk seorang siswa sekolah lain. Tersangka, RA (18), dan satu rekannya yang terlibat, ML (17), berurusan dengan polisi berkaitan insiden maut tersebut sebagaimana dilansir dari detiknews.

“Tentunya Ini membuat kita semua prihatin, bahwa Kekerasan masih saja terjadi. Sehingga kami melakukan penindakan penegakan hukum kepada pelaku,” kata Kapolresta Bogor Kota Kombes Susatyo Purnomo Condro, Jumat (8/10/2021).

“Kami imbau kepada masyarakat untuk menghentikan semua aksi Kekerasan, baik itu perorangan dan kelompok dari manapun. Terlebih ini pelaku dan korban berstatus pelajar,” kata dia menambahkan.

Susatyo menyoroti tradisi tawuran pelajar di Kota Bogor. Dia meminta semua senior dan alumni sekolah di Kota Bogor, khususnya SMAN 7 dan SMAN 6 Kota Bogor, berperan aktif menghentikan tradisi Kekerasan antarpelajar.

“Terkait tradisi tawuran anak sekolah, kami imbau untuk dihentikan. Para senior, para alumni sekolah di Kota Bogor, untuk bersama menghentikan tradisi tawuran sekolah di Kota Bogor. Kita bangun Kota Bogor lebih beradab,” ucap Susatyo menegaskan.

Respon DPRD Kota Bogor Terkait Tewasnya Pelajar SMAN 7 Bogor Karena Ditusuk

Tewasnya pelajar SMAN 7 Kota Bogor akibat pembacokan, membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor perlu melakukan langkah solutif, terkait tindak kekerasan. Mulai dari solusi jangka pendek, juga strategi penanganan secara komprehensif, agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

“Kita semua perlu duduk bersama dan secara bersama-sama pula melakukan langkah-langkah solutif terhadap masalah tawuran dan kekerasan pelajar di Kota Bogor. Tidak bisa sendirian, harus semua pihak dan komprehensif,” ujar Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto, Senin (11/10) sebagaimana dilansir dari republika.

Di samping itu, Atang turut menyampaikan beberapa langkah untuk penanganan masalah yang sudah mengakar di pelajar Kota Bogor ini. Sebab, menurutnya masalah kekerasan pelajar yang memakan korban jiwa adalah masalah yang sangat serius.

Sehingga juga harus ditangani dengan sangat serius, tidak hanya sekedar langkah taktis ataupun reaktif.

Pelajar SMAN 7 Bogor Tewas Ditusuk, Bagaimana Pencegahannya Agar Kejadian Serupa Tidak Terulang?

Langkah pertama, menurut Atang yakni dilakukannya pendekatan hukum. Dimana, tindakan hukum kepada pelaku Kekerasan harus ditegakkan.

Tidak hanya kepada pelaku Kekerasan, tetapi juga kepada orang-orang yang membantu pelaku dalam tindak kekerasan juga perlu dikenakan hukuman. “Perlu efek jera dengan hukum yang berat dan tegas. Menghilangkan nyawa orang lain atau mengakibatkan orang lain terluka adalah tindakan kriminal serius,” tegasnya.

Kedua, pendekatan pola pembelajaran. Atang mengatakan, Kantor Dinas Pendidikan (KCD) Provinsi Jawa Barat, Dinas Pendidikan Kota Bogor, dan sekolah perlu merumuskan satu pola pembelajaran, yang menjadikan siswa disibukkan dengan kegiatan yang ada di sekolah baik akademik maupun non akademik. Misalnya, melalui olahraga, kegiatan seni, pramuka, dan ekstrakulikuler.

Kemudian, sambung dia, diadakan pendekatan pembinaan. Bagaimanapun, pola pendidikan tidak bisa hanya bertumpu pada pembelajaran pengajaran saja. Perlu pembinaan intens terhadap Kepribadian pelajar.

“Kita bisa mencontoh pola pembinaan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah yang menghasilkan anak didik yang berperilaku baik. Memiliki mental karakter dan pribadi yang bagus. Success story ini bisa direplikasi,” ujar Atang.

Untuk pendekatan keempat, politisi PKS ini menilai pola komunikasi anak, orangtua, dan sekolah perlu ditingkatkan. Sebab menurutnya, di era digital ini, komunikasi seharusnya bisa dilakukan secara lebih baik.

Selanjutnya, Atang mengatakan, sebaiknya dilakukan pendekatan reward dan punishment. Misalnya, sekolah yang pelajarnya sering terlibat tawuran dan Kekerasan diberikan sanksi yang berjenjang. Apalagi terhadap sekolah yang terlibat secara berulang.

“Sehingga lebih mudah untuk melakukan monitoring dan penerapan sanksi jika diperlukan. Agar masalah ini ditangani secara serius oleh masing-masing sekolah. Banyak instrumen yang bisa digunakan. Sanksi dana BOS, sanksi administratif, sanksi hibah, atau sanksi bentuk lain,” tuturnya.

Peran Orang Tua yang Paling Utama dalam Mencegah Kejadian Serupa Terulang

Selain lima hal tersebut, Atang menyebutkan, yakni peran orangtua untuk mengawasi anak menjadi hal yang paling utama. Menurutnya, orang tua harus mampu menjalankan pendidikan dan pengawasan bagi anak-anaknya. Sehingga, penguatan peran orang tua harus menjadi konsern utama.

“Pendidikan parenting, kelas pendampingan psikologi, dan pembentukan komunitas orang tua bisa menjadi sarana penguatan peran orang tua,” pungkasnya.

Catatan Wahana Bahagia Mengenai Tewasnya Pelajar SMAN 7 Kota Bogor Akibat Ditusuk Siswa Sekolah Lain

RA menusuk RM hingga tewas di Jalan Palupuh, Kota Bogor, Rabu (6/10) malam, pukul 21.00 WIB. Tempat kejadiannya tak jauh dari SMAN 7 Kota Bogor (Sumber: detiknews).

Aksi penusukan itu dilakukan tersangka karena dendam kepada korban. Sebab, tersangka RA mengaku dipukuli oleh korban pada sore harinya atau sebelum insiden penusukan.

Kekerasan antar pelajar bukanlah masalah baru, tapi seakan sulit untuk dihilangkan. Kekerasan antar pelajar merupakan penyakit sosial yang cukup serius karena aksi ini merugikan orang banyak. Bahkan tidak jarang berakibat kehilangan nyawa para pelakunya.

Apa Sebenarnya yang Ingin dicari Para Pelaku Kekerasan? Eksistensi, Kebanggaan, atau Sekadar Ikut-ikutan Teman?

Dilansir dari tribunnews, Psikolog Eva Hajriani mengatakan, “Masa remaja dasarnya adalah tahap pencarian jati diri. Dengan kapasitas Emosi yang masih labil dan cara berpikir terbatas, seringkali mereka mengambil tindakan yang belum tepat tanpa pemikiran panjang. Sehingga seringkali melakukan tindakan yang tidak dipikirkan konsukuensinya”.

Selain faktor Emosi, suasana sekolah yang tidak bisa memberi kenyamanan pada siswa juga bisa berpengaruh. Hal itu akan menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan di luar sekolah bersama teman-temannya. Dan, tentunya sekolah lebih sulit mengontrol mereka ketika sudah di luar.

Perhatian dari guru yang kurang terhadap siswa bisa juga menjadi penyebabnya.

Terkadang ada guru yang lebih memperhatikan siswa yang berprestasi saja. Maka siswa yang kurang mampu akan merasakan iri dan kurang perhatian untuk mencari perhatian biasanya mereka melakukan kegiatan yang melanggar peraturan sekolah salah satunya adalah melakukan tindak Kekerasan.

Kekerasan memiliki dampak buruk secara psikologi dalam jangka panjang. Para pelaku kekerasan terbiasa berkelahi dan menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekerasan.

Sampai dewasa, cara itulah yang nanti akan digunakan mereka untuk mencapai tujuan atau menyelesaikan masalah.

SMAN 7 Bogor Tewas Ditusuk, Hikmah Apa yang Wajib di Petik? Konseling Remaja Sebagai Pemutus Budaya Kekerasan Antar Pelajar

Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Perubahan yang sangat pesat yang terjadi pada masa transisi ini biasanya menyebabkan labilnya Emosi pada diri remaja. Meningginya emosi remaja biasanya disebabkan terutama ketika remaja berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi ataupun lingkungan baru. Masalah-masalah akan timbul ketika seorang remaja gagal untuk mengembangkan pengendalian diri dalam menghadapi kondisi tersebut.

Peran Konseling Remaja dalam Membentuk Kepribadian

Tak bisa kita pungkiri kehidupan remaja yang terkadang menyimpang dari berbagai pranata dan norma yang berlaku umum atau remaja yang perbuatannya menyimpang dari norma-norma agama, hukum, dan adat istiadat yang hidup dan berkembang dalam masyarakat serta meresahkan kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.

Sekolah-sekolah dapat mengundang seorang narasumber melalui pertemuan atau kegiatan Seminar, pada even-even tertentu yang di ikuti oleh seluruh siswa akan arti pentingnya konseling atau konsultasi psikologi yang mana dalam hal ini adalah Konseling Remaja. Selain itu siswa juga perlu memahami dampak buruk Kenakalan Remaja, Cara Mencari Solusi atas Kesejahteraan Remaja, dll yang tentunya masih relevan dengan kehidupan pada usia remaja.

Kegiatan Seminar sebagaimana dimaksud dapat berupa diskusi, forum, lokakarya, simposium, workshop, dll dimana pilihan tergantung kepada sekolah dengan pertimbangan mana yang dipandang lebih efektif bagi sekolah.

Menurut sofyan Willis ada 4 faktor yang melatarbelakangi terjadinya Kenakalan Remaja:

Faktor-faktor yang ada di dalam diri anak sendiri, seperti:
  1. Predisposing factor, yaitu faktor kelainan yang dibawa sejak lahir seperti cacat keturunan fisik maupun psikis.
  2. Lemahnya kemampuan pengawasan diri terhadap pengaruh lingkungan.
  3. Kurangnya kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
  4. Kurang sekali dasar-dasar keagamaan di dalam diri, sehingga sukar mengukur norma luar atau memilih norma yang baik di lingkungan masyarakat. Anak yang demikian amat mudah terpengaruh oleh lingkungan yang kurang baik.
Sebab yang berasal dari lingkungan keluarga yaitu:
  1. Anak kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian orang tua, sehingga terpaksa ia mencari di luar rumah seperti di dalam kelompok kawan-kawannya, padahal tidak semua kawan-kawannya itu berkelakuan baik, tetapi lebih banyak berkelakuan kurang baik.
  2. Lemahnya keadaan ekonomi orang tua menyebabkan tidak mampu mencukupi kebutuhan anak-anaknya.
  3. Kehidupan keluarga yang tidak harmonis seperti keluarga broken home.
Sebab-sebab yang bersumber dari masyarakat meliputi:
  1. Kurangnya pelaksanaan ajaran-ajaran agama secara konsisten.
  2. Masyarakat yang kurang memperoleh pendidikan.
  3. Kurangnya pengawasan terhadap remaja.
  4. Pengaruh norma-norma baru di luar, seperti norma yang datang dari Barat, baik melalui film-film TV,  pergaulan sosial, dan lain-lain.
Sebab-sebab yang bersumber dari sekolah meliputi:
  1. Faktor guru seperti ekonomi guru yang kurang, mutu guru yang kurang bagus.
  2. Faktor fasilitas pendidikan, kurangnya fasilitas pendidikan menyebabkan penyaluran bakat dan keinginan murid-murid terhalang, bakat dan keinginan yang tidak tersalur pada masa sekolah akan mencari penyaluran kepada kegiatan-kegiatan yang negatif seperti tidak ada lapangan sekolah, kurang alat-alat pelajaran, alat-alat kesenian dapat mengganggu pendidikan yang mengakibatkan terjadinya berbagai tingkah laku negatif pada anak didik. Disinilah arti penting Konseling Remaja, seorang Profesional bisa mengarahkan dan membimbing agar remaja dan orangtua dapat mengetahui minat bakatnya melalui tes psikologi tertentu.
  3. Norma-norma pendidikan dan kekompakkan guru, di dalam mengatur anak didik perlu norma yang sama bagi setiap guru dan norma tersebut harus dimengerti oleh anak didik.
  4. Kekurangan guru. Jika sebuah sekolah jumlah guru tidak mencukupi maka ada beberapa kemugkinan yang akan terjadi seperti: pertama, guru lelah, kelas ribut, pelajaran tak berketentuan dan akibatnya akan timbul berbagai tingkah laku negatif pada anak didik. Kedua, pengurangan jam pelajaran akan merugikan murid, sebab murid tidak menerima mata pelajaran sesuai dengan kurikulum, sehingga murid bisa mengunakan waktunya untuk kegiatan lain yang negatif.
Ringkasan
Pelajar SMAN 7 Bogor Tewas Ditusuk, DPRD: Kita Perlu Duduk Bersama
Nama Artikel
Pelajar SMAN 7 Bogor Tewas Ditusuk, DPRD: Kita Perlu Duduk Bersama
Deskripsi
Pelajar SMAN 7 Kota Bogor, berinisial RM (17), tewas ditusuk seorang siswa sekolah lain. Tersangka, RA (18), dan satu rekannya yang terlibat, ML (17), berurusan dengan polisi berkaitan insiden maut tersebut.
Penulis
Penerbit
Wahana Bahagia
Logo Penerbit
Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!