Suami Mengajukan Gugatan Cerai, Ada 7 Alasan Dibalik Tindakannya
Setiap pasangan tentu ingin hubungan Pernikahan mereka bertahan sampai maut memisahkan. Namun kata cerai cukup mudah terucap, terutama ketika menghadapi masalah rumah tangga yang tidak menyenangkan. Pihak yang mengajukan bisa dari sang suami yang mengajukan gugatan cerai ataupun istri.
Suami Alexandra Gottardo Mengajukan Gugatan Cerai
Melansir dari tempo, Alexandra Gottardo. Aktris film Mangga Muda ini dikabarkan bercerai dari suaminya Arief Utama Waworuntu. Gugatan cerai datang dari suaminya. Melansir dari laman Huffington Post, Selasa 14 Januari 2020 kebanyakan pria menjalani fase menyelamatkan rumah tangga mereka. Namun jika kondisi memburuk dan pasangan tidak bisa bekerjasama maka tidak banyak yang bisa mereka lakukan.
Psikolog dari Detroit Michigan, Antonio Borrello mengatakan sebagian besar pernikahan bisa pulih dari periode komunikasi yang buruk dan juga konflik. “Namun bagi banyak pasangan, periode ketidakbahagiaan tumbuh lebih lama, komunikasi menjadi lebih lemah dan perselisihan dan konflik menyebabkan kemarahan, kebencian dan apatis,” ucap Borrello.
Berikut ini adalah alasan paling umum mengapa suami mengajukan gugatan cerai dan memilih meninggalkan pernikahan mereka seperti yang diungkap Borrello dan Psikolog lainnya yang bersumber dari tempo.
Alasan Suami Mengajukan Gugatan Cerai yang Pertama adalah Tidak merasa dihargai
Pria ingin merasakan dan mengekspresikan cinta yang mereka miliki untuk pasangan mereka. Tetapi ketika seorang suami merasa kurang dihargai oleh seluruh keluarga, dia lebih cenderung menunjukkan kebencian daripada cinta, kata Alexandra H. Solomon, seorang Psikolog di Family Institute di Northwestern University.
“Selain berhubungan secara seksual dan emosional, salah satu syarat terbesar untuk menikah adalah mengakui bahwa hubungan anda sepakat dengan banyak hal,” kata Solomon. Pria dan wanita yang tidak menghargai dan merasa kecewa dengan kenyataan Pernikahan mereka berisiko mengalami perceraian.
Berselisih dengan pasangan mereka dalam hal pengeluaran
“Banyak pria yang datang ke Psikolog ataupun Psikiater untuk melakukan terapi baik itu Hipnoterapi, Terapi Emosi, terapi seksual, Terapi Pasangan maupun terapi lainnya sering tidak puas tentang keputusan keuangan pasangannya yang buruk.
Hal itu terjadi karena suami adalah pencari nafkah yang lebih tinggi dalam rumah tangga.
Perselingkuhan
“Tidak mungkin Perselingkuhan terjadi dalam pernikahan yang sangat bahagia,” ucap Borrello.
Terdapat Banyak Perbedaan
Tidak mudah ketika pria mengharapkan pasangan yang mereka nikahi 10 tahun lalu menjadi orang yang sama dengan dia saat di hari Pernikahan mereka. Kenyataannya adalah, jika anda ingin tetap menikah, anda harus tumbuh bersama atau anda berisiko tumbuh terpisah.
“Saya sering mendengar pria berkata, ‘Kami tidak lagi memiliki minat apa pun’: Dia ingin pergi snorkeling di Karibia untuk berlibur, tetapi istrinya ingin pergi ke hotel mewah di Paris. Dia ingin pergi ke bioskop, tetapi mereka tidak dapat menemukan satu yang dapat mereka setujui, “katanya. Perbedaan yang tampaknya biasa dan tidak penting ini berkontribusi pada perasaan tidak lagi dihormati, dicintai, atau sama berharganya dengan pasangan anda.
Mereka Merasa Tidak Mampu
Kebanyakan pria yang tidak bahagia yang setuju untuk pergi ke Terapi Pasangan merasa tidak memadai dalam pernikahan mereka, kata Solomon.
Keluhan Soal Seks
Saat suami mengeluh tentang kehidupan seksnya yang kurang, kekhawatiran yang mendasarinya adalah bahwa pasangannya tidak lagi menganggapnya menarik secara fisik. Ketakutan yang tak terucapkan untuk seorang pria adalah bahwa dia tidak lagi menarik. Terlebih jika kenyataannya istrinya mengalami Gangguan Seksual.
Alasan Suami Mengajukan Gugatan Cerai yang Terakhir adalah Tidak Merasa Kebutuhan Mereka Diakui atau Divalidasi
Ketika sebuah Pernikahan mencapai masa sulit, apa yang paling dibutuhkan (bahkan lebih dari penyelesaian masalah) adalah empati. Ketika seorang suami mencurigai pasangannya sangat peduli dengan kesejahteraannya dan bagaimana dia dipengaruhi oleh masalah pernikahan mereka, dia cenderung menjadi kecewa.
Kecuali jika pasangan memiliki kesempatan untuk membangun kembali hubungan emosional, suami kemungkinan akan mulai merasa putus asa bahwa pernikahan dapat berubah.

