Ritual Pesugihan Berhubungan Badan Kembali Memakan Korban
Ritual Pesugihan Berhubungan Badan Kembali Memakan Korban, Kenapa Masih Ada yang Percaya?
Melansir dari kompas, kasus tindak kejahatan dengan dalih ritual pesugihan kembali muncul di Indonesia. Kabar terbaru, seorang ibu di Muna, Sulawesi Tenggara tega menyerahkan anaknya ke dukun sehingga terjadilah ritual pesugihan berhubungan badan.
Korban kemudian diperkosa oleh dukun tersebut dengan dalih menjadi bagian dari ritual pesugihan.
Kemudian di awal bulan ini, kasus dugaan ritual pesugihan yang tumbalkan mata bocah 6 tahun usai pemakaman kakak korban (DS) terjadi di Gowa, Sulawesi Selatan.
Belakangan diketahui DS meninggal diduga karena pelaku ritual pesugihan mencekokinya dengan dua liter air garam.
Kenapa Fenomena Ritual Pesugihan Masih Banyak Terjadi di Era Modern Ini?
Peneliti Sastra dan Budayawan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) Dr Sunu Wasono mengatakan bahwa memang saat ini masih ada orang yang percaya dengan ritual pesugihan untuk membuat kaya dalam waktu singkat.
Menurut dia, hal ini sebenarnya adalah cermin dari tekanan ekonomi yang kuat.
“Orang mencari jalan pintas, ingin mendapatkan kekayaan lewat cara-cara yang tidak halal, cara-cara yang sebetulnya tidak masuk akal,” ungkap Sunu kepada Kompas.com, Selasa (28/9/2021).
Lebih lanjut Sunu berkata bahwa cerita-cerita atau kepercayaan tentang pesugihan sebenarnya hidup di dalam benak sebagian masyarakat kita.
“Kasus-kasus cabul dengan dalih pesugihan selalu kembali berulang kenapa? Karena barang kali masyarakat belum sadar bahwa sesungguhnya praktik-praktik seperti itu sebetulnya tipuan belaka,” tegas Sunu.
“Enggak pernah, sesuatu bisa diperoleh dengan cara seperti itu, kemudian orang menjadi kaya tanpa bekerja atau tanpa usaha.”
Dia mengatakan, hal seperti ini terus berulang karena masih adanya kepercayaan bahwa segala sesuatu dapat dibantu secara gaib.
Kepercayaan ini pun dapat diyakini oleh siapa saja, termasuk orang berpendidikan sekalipun.
Sunu memberi contoh, kasus penggandaan uang yang sempat heboh beberapa waktu lalu di Jawa Timur juga melibatkan orang-orang terpelajar seperti aktivis politik atau pejabat penting di partai politik.
“Saya kira, masyarakat kita bukan hanya perlu dicerdaskan tapi memperkuat iman kepada Tuhan. Bagaimana pun juga ajaran agaman mana pun tidak membenarkan hal seperti ini,” ungkap Sunu.
Selain itu, Sunu pun berkata, masih adanya praktik pesugihan seperti ini menandakan bahwa keimanan seseorang kurang sehingga mempercayai hal seperti ini.
“Penghayatan keimanannya tidak sampai ke dalam saya kira, hanya di permukaan saja,” ujar dia.
Untuk menghindari praktik-praktik seperti ini, Sunu berpesan agar menguatkan iman dan akhlak pribadi masing-masing. Oleh sebab itu, peran tokoh keagamaan dan juga sangat penting.
“Saya kira ini bagian dari akhlak juga. Karena memperoleh sesuatu dengan cara yang tidak benar juga tidak tidak baik,” tandasnya.
Pesan untuk Masyarakat Berkaitan dengan Kejadian Ritual Pesugihan Berhubungan Badan
Kisah-kisah sedih seperti di Gowa dan Muna sudah sering terjadi dan berulang, apa pun bentuknya dengan dalih pesugihan, yang dilakukan oleh orang-orang yang dipandang memiliki ilmu.
Kendati praktik seperti ini ada hingga saat ini, Sunu berkata, yang terpenting adalah jangan percaya dan tetap menggunakan akal sehat.
“Lebih baik berorientasi kepada nalar, melakukan usaha-usaha yang benar dan masuk akal. Jangan menempuh cara-cara sesat yang pada akhirnya merugikan diri sendiri,” tutupnya.
Catatan Wahana Bahagia
Memang kalau bicara pesugihan, kadang-kadang ada beberapa motif yang melatarbelakangi. Kadang-kadang bisa uang, bisa bentuknya power atau kekuasaan dalam bentuk kesaktian, dan kadang-kadang ada hal lain yang mereka yakini secara mistis dan itu tidak selalu diukur dalam bentuk materi.
Pesugihan juga terjadi karena adanya tekanan, Gangguan Psikologis yang di alami oleh seseorang hingga dirinya tidak mampu berfikir dengan logika dan akal sehat.
Tidak hanya cerdas, menguatkan keimanan kepada Tuhan, tetapi melatih akal sehat agar senantitasa selalu berfikir jernih akibat tekanan psikologis juga tak kalah penting.
Seminar pada even-even tertentu akan pentingnya Konseling atau Konsultasi Psikologi baik Konseling Anak, Konseling Remaja, maupun Konseling Dewasa sangat bermanfaat.