Ada 17 Ribu ODGJ di DKI Jakarta
Ada 17 Ribu ODGJ di DKI, Dinkes Antisipasi Penambahan Akibat Pandemi
Melansir dari detiknews, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyoroti permasalahan kesehatan mental (mental illness) yang dialami masyarakat selama pandemi COVID-19. Dinkes DKI mencatat ada 17 ribu warga di Jakarta terindikasi orang dalam gangguan jiwa (ODGJ).
“Kalau kesehatan mental saat ini sudah menjadi perhatian jajaran kesehatan karena angka di DKI sangat luar biasa, ada sekitar 0,16 persen orang dengan Gangguan Jiwa berat di DKI Jakarta. Itu setara 17 ribu orang,” kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti, dalam webinar, Jumat (13/8/2021).
Widyastuti tidak memerinci berapa pastinya kasus warga yang terindikasi ODGJ akibat pandemi COVID-19, yang jelas pihaknya berharap jumlahnya tidak bertambah seiring pandemi Corona melanda Ibu Kota.
“Dengan tingginya angka kasus ODGJ berat, kita tidak ingin bahwa masa pandemi COVID ini angka di DKI bertambah,” sebutnya.
Widyastuti menjelaskan, seseorang dapat dikatakan terindikasi Gangguan Jiwa berat karena kerap merasa cemas dan khawatir berlebihan. Hal ini, sebutnya, berdampak pada kesehatan mental.
Banyak kegiatan selama pandemi Corona memicu Stres
Tak hanya itu, dia juga menyadari banyak kegiatan selama pandemi Corona yang memicu Stres.
“Kami juga memahami dampak dari pandemi ini sebagian warga kehilangan orang-orang tercinta yang tentu tidak kita harapkan. Kemudian ada yang kehilangan pekerjaan atau mengalami kejenuhan karena WFH yang berkepanjangan bukan menjadi senang tapi menjadi kebosanan, rasa cemas, Depresi,” ujarnya.
Untuk mengatasi hal ini, Dinkes DKI gencar melakukan deteksi dini terhadap permasalahan Kesehatan Jiwa. Tujuannya agar masyarakat yang sakit bisa segera tertangani.
“Tentu dengan mendeteksi secara dini kasus kasus masalah Kesehatan Jiwa kemudian mampu mengelola dengan baik, kemudian bisa melakukan rujukan apabila mengalami di sekitar kita warga yang butuh pendampingan terhadap aspek khususnya tentu menjadi salah satu kata kunci supaya kita mampu mengentaskan dari sisi kesehatan mental,” jelasnya.
Tak hanya itu, Dinkes DKI juga memberikan pendampingan psikologis terhadap para tenaga kesehatan (nakes) yang berjuang melawan COVID-19.
“Tentu dampingan psikososial atau pengetahuan akan aspek psikologis ini bukan hanya untuk masyarakat tapi kami di bidang kesehatan juga memberikan pendampingan psikososial kepada nakes kami,” jelasnya.
“Karena pandemi belum tahu kapan selesai kemudian juga tuntutan pekerjaan yang sangat luar biasa. Mana mungkin satu sisi warga kelompok lain bisa WFH tapi kami tidak mungkin WFH karena kalau bukan kita semua, siapa yang akan berikan layanan,” sambung Widyastuti.
Catatan Wahana Bahagia
Gangguan Kesehatan Mental Saat Pandemi Virus Corona
Gangguan kesehatan mental yang terjadi selama pandemi dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti ketakutan terhadap wabah, rasa terasing selama menjalani karantina, kesedihan dan kesepian karena jauh dari keluarga atau orang yang dikasihi, Gangguan Kecemasan akan kebutuhan hidup sehari-hari, ditambah lagi kebingungan akibat informasi yang simpang siur.
Hal-hal tersebut tidak hanya berdampak pada orang yang telah memiliki masalah kesehatan mental, seperti Depresi atau gangguan kecemasan umum, namun juga dapat memengaruhi orang yang sehat secara fisik dan mental.
Beberapa kelompok yang rentan mengalami Stres psikologis selama pandemi virus Corona adalah anak-anak, lansia, dan petugas medis. Tekanan yang berlangsung selama pandemi ini dapat menyebabkan gangguan berupa:
- Ketakutan dan Gangguan Kecemasan akan keselamatan diri sendiri maupun orang-orang terdekat
- Gangguan Tidur, termasuk covid-somnia, dan Gangguan Makan
- Bosan dan Stres karena terus-menerus berada di rumah, terutama pada anak-anak
- Sulit berkonsentrasi
- Penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan
- Memburuknya kesehatan fisik, terutama pada penderita penyakit kronis, seperti diabetes dan hipertensi
- Munculnya gangguan Psikosomatis
Hikmah yang harus di ambil dari informasi Dinkes DKI yang mencatat ada 17 ribu ODGJ di DKI
Dikutip dari alodokter, berikut ini adalah beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk menjaga kesehatan mental selama pandemi virus Corona:
1. Melakukan aktivitas fisik
Berbagai olahraga ringan, seperti lari kecil atau lompat di tempat, dapat anda lakukan selama menjalani karantina di rumah, dengan melakukan aktivitas fisik, tubuh anda akan memproduksi hormon endorfin yang dapat meredakan Stres, mengurangi rasa khawatir, dan memperbaiki mood Anda.
Latihan peregangan dan pernapasan juga dapat membantu anda untuk menenangkan diri. Jangan lupa untuk berjemur di bawah sinar matahari pagi untuk meningkatkan sistem imun.
2. Mengonsumsi makanan bergizi
Konsumsilah makanan yang mengandung protein, lemak sehat, karbohidrat, vitamin, mineral, dan serat. Beragam nutrisi tersebut dapat anda peroleh dari nasi dan cereal, buah-buahan, sayuran, makanan laut, daging, kacang-kacangan, serta susu.
Bukan hanya untuk menjaga kesehatan tubuh Anda, asupan nutrisi yang cukup juga dapat menjaga kesehatan mental anda, baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Menghentikan kebiasaan buruk
Bila anda seorang perokok, cobalah hentikan kebiasaan buruk tersebut mulai dari sekarang. Merokok akan meningkatkan risiko anda terinfeksi kuman penyakit, termasuk virus Corona. Selain itu, batasi juga konsumsi minuman beralkohol.
Kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol dapat mengganggu kesehatan fisik maupun mental anda.
Kebiasaan buruk yang juga perlu dihentikan adalah kurang beristirahat atau sering begadang. Jika kurang istirahat, anda akan lebih mudah mengalami Gangguan Kecemasan dan mood Anda pun akan lebih tidak stabil.
4. Membuat rutinitas sendiri
Selama menjalani karantina di rumah, anda bisa melakukan hobi atau aktivitas yang anda sukai, misalnya memasak, membaca buku, atau menonton film. Selain meningkatkan produktivitas, kegiatan tersebut juga dapat menghilangkan rasa jenuh.
5. Lebih bijak memilah informasi
Batasi waktu anda untuk menonton, membaca, atau mendengar berita mengenai pandemi, baik dari televisi, media cetak, maupun media sosial untuk mengurangi Gangguan Kecemasan.
Meski begitu, jangan menutup diri sepenuhnya dari informasi yang penting. Pilah informasi yang anda terima secara kritis dan bijak. Dapatkan informasi mengenai pandemi virus Corona hanya dari sumber yang terpercaya.
6. Menjaga komunikasi dengan keluarga dan sahabat
Luangkan waktu untuk berkomunikasi dengan keluarga, sahabat, teman, dan rekan kerja anda, baik melalui pesan singkat, telepon, atau video call. Anda bisa menceritakan kekhawatiran dan Gangguan Kecemasan yang anda rasakan. Dengan cara ini, tekanan yang anda rasakan dapat berkurang sehingga anda bisa lebih tenang.
Bila anda memang memiliki gangguan psikologis, konsumsilah obat-obatan yang telah diresepkan dokter secara rutin. Bila perlu, periksakan diri anda ke dokter secara berkala agar dokter dapat memantau perkembangan kondisi anda.
Rasa takut dan cemas memang normal dirasakan selama masa pandemi seperti ini. Namun, cobalah untuk selalu berpikir positif dan bersyukur. Jika Stres dan ketakutan yang anda alami terasa sangat berat, jangan ragu melakukan Konsultasi atau Konseling Psikologi dengan Psikolog, Psikiater ataupun ahli Hipnoterapi yang notabenenya mereka adalah seorang profesional yang ahli dalam bidang kejiwaan dan Manajemen Stres.