Tuesday, April 29, 2025
Kesehatan MentalKonseling PsikologiKonsultasi PsikologiPsikiaterPsikolog

Kasus Perundungan Berujung Maut Kembali Terjadi

Melansir dari voi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) melakukan penjangkauan terhadap keluarga korban kasus perundungan anak yang berujung maut di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Kasus Perundungan Berujung Maut Kembali Terjadi

Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA, Jumat 22 Juli, mengatakan pihaknya melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) setempat sedang menangani kasus ini.

“UPTD di daerah sudah melakukan penjangkauan terhadap keluarga korban,” kata Nahar dikutip Antara.

Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan lembaga perlindungan anak di Tasikmalaya untuk menindaklanjuti prosedur penanganan kasus ini.

“Koordinasi antar-lembaga perlindungan anak di wilayah tersebut dan menindaklanjuti kasus ini melalui prosedur/mekanisme upaya-upaya perlindungan anak sebagaimana sudah diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan anak,” ujarnya dikutip Antara.

Ia mengaku prihatin terhadap peristiwa perundungan yang dialami korban dan berujung kematian ini.

Kronologis Kasus Perundungan Berujung Maut di Tasikmalaya

Sebelumnya seorang bocah yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat meninggal dunia diduga karena Depresi.

Korban mengalami perundungan dari teman-teman sebayanya dengan cara dipaksa melakukan hal tidak senonoh terhadap kucing. Adegan tersebut direkam oleh teman korban dan disebarkan sehingga viral dan menyebar di media sosial.

Sebelum meninggal, korban mengalami Trauma Psikologis, sehingga kondisi kesehatan fisik pun menurun. “Korban mengeluh kesakitan di tenggorokan hingga enggan makan, enggan minum. Secara psikis, anak ini dilaporkan murung, sering melamun,” kata Nahar.

Korban akhirnya menghembuskan nafas terakhir di RSUD Kabupaten Tasikmalaya.

Sementara itu dilansir dari megapolitan Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan sebanyak 15 orang telah diperiksa yang merupakan saksi dan melihat langsung maupun yang mendengar cerita perundungan tersebut.

“Termasuk keluarga korban, tapi kita baru memeriksa dalam tahap interogasi saja,” kata Ibrahim di Polda Jawa Barat, Kota Bandung, Jumat.

Ibrahim mengatakan polisi kini telah menurunkan tim untuk mendalami video perundungan tersebut guna mengetahui konstruksi kasusnya. Selain itu, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Jawa Barat telah diturunkan ke lokasi.

Di lain berita yang dilansir dari tvone polisi belum bisa menyimpulkan terkait penyebab meninggalnya bocah di Tasikmalaya ini sehingga opini-opini terkait perundungan yang menyebabkan bocah itu meninggal dunia masih perlu dipastikan kebenarannya.

Catatan Wahana Bahagia

Kasus perundungan berujung maut bukan hanya kali ini terjadi, sebelumnya pernah terjadi pada akhir tahun 2020, baca berita nya disini.

Sebagaimana di kutip dari ayotasik Pemda harus memberdayakan semua lapisan masyarakat termasuk para ketua Rukun Tetangga (RT) atau Rukun Warga (RW) untuk sosialisasi atau penyuluhan bahaya perundungan dan kekerasan pada anak.

“RT dan RW diberdayakan untuk penyuluhan tentang bahaya perundungan dan kekerasan pada anak.

Inikan sebenarnya tidak harus terjadi di lingkungan masyarakat. Reaktif jika ada kejadian maka akan cepat tertangani tidak seperti sekarang. Tanggung jawab lingkungan ini,” ujar Asep.

Ciri-ciri Anak Mengalami Perundungan, kenali sejak dini sebelum kasus perundungan berujung maut kembali terjadi

Sangat penting bagi orangtua, guru, dan masyarakat secara umum untuk mengenali ciri-ciri anak korban perundungan, seperti turunnya nafsu makan, malas dan takut untuk berangkat ke sekolah, tak jarang munculnya luka pada tubuh yang tak jelas penyebabnya apa.

Terkadang, korban perundungan tidak ingin mengadu atau menceritakan tindakan perundungan yang dialaminya.

Berikut ini adalah beberapa perubahan sikap dan perilaku korban perundungan yang harus diperhatikan oleh anda sebagai orang tua sebagaimana di kutip dari sehatq:

  • Sering mengalami mimpi buruk
  • Penurunan nafsu makan yang menurun
  • Malas dan takut untuk berangkat sekolah
  • Kemunduran tumbuh kembang pada anak (seperti mengompol)
  • Separation anxiety (kecemasan parah ketika berpisah dengan orang tua)
  • Munculnya luka yang tak jelas penyebabnya
  • Barang-barang pribadi yang rusak tiba-tiba (buku, gawai, perhiasan)
  • Sering sakit kepala dan sakit perut
  • Kerap berpura-pura sakit
  • Perubahan pola makan, seperti tidak sarapan tiba-tiba atau tidak makan siang di sekolah
  • Gangguan Tidur
  • Performa akademis yang menurun
  • Tidak tertarik mengerjakan pekerjaan rumah (PR)
  • Kehilangan teman tiba-tiba
  • Menghindari situasi sosial
  • Merasa rendah diri dan tidak berdaya
  • Melakukan hal-hal berisiko yang bisa merugikan dirinya sendiri

Dampak Perundungan Bagi Anak

Selain mengenali ciri-ciri anak korban perundungan, orang tua juga harus mengetahui bagaimana dampak perundungan tersebut bagi si anak mengingat dampak yang di timbulkan bisa berakibat fatal.

Beberapa dampak yang umum terjadi pada korban perundungan diantaranya:

  • Mengalami depresi dan gangguan kecemasan
  • Meningkatnya perasaan sedih dan kesepian
  • Perubahan pada pola makan dan tidur
  • Hilangnya ketertarikan terhadap hobi-hobinya
  • Masalah pada kesehatan mental
  • Performa akademis menurun.

Terapi untuk Korban Perundungan

Menjadi korban perundungan berpotensi memicu gejala gangguan mental pada anak. Jika keadaan mental anak dirasa parah, anda disarankan untuk mencari bantuan Psikolog atau Psikiater.

Terapi mental, seperti terapi kognitif perilaku (CBT), mungkin akan ditawarkan untuk membantu anak yang menjadi korban perundungan.

CBT merupakan pendekatan yang efektif untuk membantu mengatasi gejolak emosional anak korban perundungan.

CBT dapat dilakukan untuk membimbing anak dengan cara mengendalikan perasaan dan pikirannya. Selain itu, terapi ini dapat mengembalikan kepercayaan diri dan mempelajari cara untuk mencegah perundungan.

Konseling Psikologi Anak

Jika anda ingin berkonsultasi dengan Wahana Bahagia tentang kesehatan mental anak, dapat menghubungi nomor contact atau email yang tercantum disini.

Konseling via Telepon dapat menjadi solusi alternatif jika jarak dan waktu menjadi sebuah halangan untuk melakukan Konseling Tatap Muka.

Adakalanya penyebab perundungan yang terjadi pada anak juga bermula dari ketidakharmonisan hubungan emosional orang tua dan anak, dapat pula dari ketidakharmonisan hubungan emosional ayah dan ibu si anak.

Anda dapat melakukan konsultasi atau konseling psikologi bersama seorang profesional, konseling sebagaimana dimaksud dapat berupa Konseling Anak, Konseling Remaja ataupun Konseling Dewasa.

Terkadang Hipnoterapi atau Terapi Emosi juga diperlukan dalam menangani kasus tersebut.

Ringkasan
Kasus Perundungan Berujung Maut Kembali Terjadi
Nama Artikel
Kasus Perundungan Berujung Maut Kembali Terjadi
Deskripsi
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) melakukan penjangkauan terhadap keluarga korban kasus perundungan anak yang berujung maut di Tasikmalaya, Jawa Barat.
Penulis
Penerbit
Wahana Bahagia
Logo Penerbit
Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!