Cyberbullying Bahayanya Mengancam Psikis
Apa itu Cyberbullying & Bahayanya Terhadap Ancaman Psikis
Cyberbullying bahayanya mengancam psikis, walaupun tindakan ini tidak melalui kekuatan fisik. Cyberbullying adalah penyalahgunaan internet untuk melecehkan, mengancam, mempermalukan, dan mengejek orang lain. Tidak seperti bullying secara fisik maupun verbal, cyberbullying tidak membutuhkan pertemuan tatap muka, serta tanpa melibatkan kekuatan fisik.
Cyberbullying adalah tindakan yang bisa dilakukan semua orang, asal mereka memiliki koneksi internet serta perangkat seperti telepon pintar. Orang yang melakukan cyberbullying bisa bersifat anonim, sehingga mereka kerap tak memiliki rasa khawatir untuk teridentifikasi. Tindakan cyberbullying juga bisa terjadi 24 jam atau sepanjang waktu. Selain itu, sebagai dampaknya, korban akan terus mengalami hal ini di berbagai tempat, tidak hanya di dunia maya, melainkan juga kehidupan nyata.
Cyberbullying dapat dilakukan semua umur, termasuk anak laki-laki maupun anak perempuan. Anak laki-laki lebih sering melakukan cyberbullying, atau dengan cara mengirimkan ancaman fisik. Di sisi lain, anak perempuan melakukan cyberbullying dengan melontarkan kebohongan, gosip, dan rumor, atau menyebarkan rahasia orang lain. Walau begitu, salah satu yang kerap terjadi adalah, para pengguna Internet bisa bertukar peran dalam kondisi cyberbullying ini. Di satu waktu mereka bisa menjadi korban cyberbullying, tapi ada pula risiko mereka untuk menjadi pelaku cyberbullying.
Cara Mengatasi Cyberbullying Yang Jelas Bahayanya Mengancam Psikis Agar Anak Tidak Menjadi Korban Dan Pelakunya
Melansir dari sehatq, bukan tak mungkin, putra putri anda menjadi pelaku cyberbullying dan melecehkan orang lain di internet. Terlebih, anak-anak saat ini, generasi Z (dikenal dengan digital native), mahir internet dan perangkat aksesnya. Berikut ini ajakan yang bisa anda sampaikan pada anak-anak, dalam mengajarkan mereka etika di media sosial, serta mencegah agar tidak menjadi pelaku cyberbullying.
1. Perlakukan orang sebagaimana kamu ingin diperlakukan
Sampaikan kepada anak-anak, aturan ini berlaku di kehidupan nyata, maupun di dunia maya. Dorong anak untuk senantiasa bertanya pada diri sendiri, mengenai efek yang akan mereka rasakan, apabila menerima pesan-pesan negatif dari orang lain. Apabila timbul masalah dalam lingkungan pertemanan mereka, ingatkan anak untuk menerapkan pentingnya diskusi sehat. Sampaikan bahwa konfrontasi dengan ujaran negatif di jejaring sosial bukanlah solusi dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.
2. Saring sebelum sharing
Ajarkan buah hati untuk senantiasa berhati-hati dalam mengirimkan pesan, maupun berkomentar melalui media dan jejaring sosial. Anak-anak harus diingatkan, begitu mereka mengklik tombol “kirim”, akan sulit untuk menarik hal yang telah diucapkan tersebut. Sampaikan pula, untuk berhati-hati dalam mengirimkan candaan kepada penerima pesan. Sebab, ada kalanya penerima pesan memiliki persepsi yang berbeda dalam memandang candaan yang dikirimkan. Misalnya, anak anda mungkin belum memahami bahwa komentar mengenai fisik seseorang, sebaiknya tidak lelucon. Terlebih bagi orang lain, komentar itu dapat menjadi sangat menyakitkan, membuat Sedih, Patah Hati, Stres, Depresi, menjadikan adanya Gangguan Makan, Gangguan Tidur, Gangguan Kecemasan, gangguan seksual, Gangguan Kepribadian Antisosial, Psikosomatis, Fobia Sosial, dan Gangguan Psikologis lainnya yang berdampak pada Kesehatan Mental.
3. Hanya kirimkan pesan-pesan yang positif
Dorong buah hati anda untuk selalu menyaring isi pesan yang hendak disampaikan. Ingatkan mereka untuk tidak mengirimkan kata-kata kasar, tidak sopan, sindiran, hingga kebohongan seperti hoaks, rumor, dan gosip. Anda disarankan untuk memperkenalkan cyberbullying beserta dampaknya.
4. Jangan ikuti teman yang melakukan cyberbullying bahayanya mengancam psikis
Adanya grup chat mungkin menjadi daya tarik bagi anak, dalam mengakses aplikasi jejaring sosial. Anak mungkin tidak menjadi pelaku cyberbullying. Namun bukan mustahil, perilaku tersebut menular dari teman-temannya yang lain.Sampaikan kepada anak, apabila percakapan bersama teman-temannya sudah mengarah ke cyberbullying, bicarakan kepada anda sebagai orangtua.
5. Mempelajari bahasa anak muda
Terkadang, anak remaja akan menggunakan bahasa gaul untuk melakukan tindakan cyberbullying. Masalahnya, orangtua tidak mengerti arti dari berbagai bahasa gaul anak muda masa kini. Maka dari itu, untuk mencegah supaya anak anda tidak menjadi korban cyberbullying, ada baiknya anda juga mempelajari berbagai bahasa anak muda. Dengan begitu, ketika anda melihat ada komentar-komentar di kolom komentar akun Instagram atau Facebook anak, ayah dan bunda bisa tahu apa arti dari bahasa gaul anak muda tersebut. Jika memang ada tanda-tanda tindakan cyberbullying, anda bisa langsung mengambil tindakan.
6. Raih kepercayaan anak
Anak anda mungkin pernah menjadi korban cyberbullying, namun ia terlalu takut atau malu untuk melapor pada kedua orangtuanya. Agar anak mau bercerita dengan jujur, cobalah raih kepercayaan mereka. Pastikan kepada mereka bahwa anda akan menjaga “kerahasiaan” informasi tentang contoh cyberbullying yang diutarakan oleh anak. Jika anak anda sudah berani menceritakan pengalamannya menjadi korban atau pernah menjadi saksi dari kasus cyberbullying, barulah orangtua dapat melakukan tindakan untuk melawan cyberbullying itu.
7. Ajari anak sopan santun
Cara mengatasi cyberbullying selanjutnya ialah mengajari anak sopan santun. Setiap orangtua tentu tidak mau anaknya menjadi pelaku cyberbullying. Maka dari itu, cobalah minta anak untuk berperilaku baik dan sopan santun di media sosial. Ajarkan ia untuk berkata dengan halus dan lembut ketika ingin memberikan komentar terhadap foto temannya di Instagram atau Facebook. Selain itu, ajari mereka untuk tidak mengunggah hal-hal yang menjelekkan sesuatu atau seseorang. Hal-hal inilah yang nantinya akan terhindar dari tindakan cyberbullying.
8. Aktif di acara sekolah dan lingkungan sekitar
Biasanya, pihak sekolah atau masyarakat setempat suka mengadakan acara untuk membahas tindakan cyberbullying. Jika memang anda menemukan acara seperti ini, datanglah ke sana dan berpartisipasi.Berbincanglah dengan tetangga atau orangtua murid lainnya agar bisa mendapatkan solusi dari tindakan cyberbullying. Berkerja sama dengan pihak lain akan mempermudah upaya orangtua dalam memerangi cyberbullying.
Catatan Wahana Bahagia Mengenai Cyberbullying Bahayanya Mengancam Psikis
Semua orang dapat menjadi korban cyberbullying. Pelakunya juga bisa dekat dengan kehidupan anda, termasuk si kecil yang mulai mahir dalam mengakses internet. Anda sebagai orangtua, memegang peranan besar untuk mengajarkan anak mengenai etika dalam bermedia sosial, serta mencegah agar mereka tidak menjadi pelaku cyberbullying. Jika anda atau anak anda pernah menjadi korban kasus cyberbullyng di Indonesia dan menunjukkan gangguan psikologis, jangan ragu untuk melakukan konsultasi psikologis berupa Konseling Dewasa baik secara Konseling Tatap Muka maupun Konseling Via Telepon dengan Psikolog maupun Psikiater. Sehingga anda dan pasangan akan mendapatkan pengarahan yang tepat. Sekalipun ada gangguan psikologis dan Trauma Psikologis di masa lalu maka anda dan pasangan akan mendapatkan pelayanan Terapi Emosi dan terapi lainnya seperti Hipnoterapi.